Rabu, 26 Maret 2014

D A Y A K O L O G I



NAMA       :   MUTHA MIMAH
NIM           :   GAC 113 091
STUDY      :   ILMU PEMERINTAHAN



FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
( P A L A N G K A R A Y A )


SEJARAH PROSES TERBENTUKNYA KALIMANTAN TENGAH
( PALANGKARAYA )

       Kalimantan Tengah adalah salah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Kalimantan. Ibukotanya adalah Kota Palangka Raya. Kalimantan Tengah memiliki luas 157.983 km² dan berpenduduk sekitar 2.202.599 jiwa, yang terdiri atas 1.147.878 laki-laki dan 1.054.721 perempuan.
Pada abad ke-14 Maharaja Suryanata, gubernur Majapahit memerintah di Kerajaan Negara Dipa (Amuntai) dengan wilayah mandalanya dari Tanjung Silat sampai Tanjung Puting dengan daerah-daerah yang disebut Sakai, yaitu daerah sungai Barito, Tabalong, Balangan, Pitap, Alai, Amandit, Labuan Amas, Biaju Kecil (Kapuas-Murung), Biaju Besar (Kahayan), Sebangau, Mendawai, Katingan, Sampit dan Pembuang yang kepala daerah-daerah tersebut disebut Mantri Sakai, sedangkan wilayah Kotawaringin pada masa itu merupakan kerajaan tersendiri.
Selanjutnya Kalimantan Tengah masih termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar, penerus Negara Dipa. Pada abad ke-16, berkuasalah Raja Maruhum Panambahan yang beristrikan Nyai Siti Biang Lawai, seorang puteri Dayak anak Patih Rumbih dari Biaju. Tentara Biaju kerapkali dilibatkan dalam revolusi di istana Banjar, bahkan dengan aksi pemotongan kepala (ngayau) misalnya saudara muda Nyai Biang Lawai bernama Panglima Sorang (Nanang Sarang) membantu Raja Maruhum menumpas pemberontakan anak-anak Kiai Di Podok, demikian juga di masa Pangeran Suryanata II (Sultan Agung). Raja Maruhum menugaskan Dipati Ngganding untuk memerintah di negeri Kotawaringin. Dipati Ngganding digantikan oleh menantunya, yaitu Pangeran Dipati Anta-Kasuma putra Raja Maruhum sebagai raja Kotawaringin yang pertama dengan gelar Ratu Kota Waringin. Pangeran Dipati Anta-Kasuma adalah suami dari Andin Juluk binti Dipati Ngganding dan Nyai Tapu binti Mantri Kahayan. Di Kotawaringin Pangeran Dipati Anta-Kasuma menikahi wanita setempat dan memperoleh anak, yaitu Pangeran Amas dan Putri Lanting. Pangeran Amas yang bergelar Ratu Amas inilah yang menjadi raja Kotawaringin, penggantinya berlanjut hingga Raja Kotawaringin sekarang, yaitu Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah. Kontrak pertama Kotawaringin dengan VOC-Belanda terjadi pada tahun 1637. Menurut laporan Radermacher, pada tahun 1780 telah terdapat pemerintahan pribumi seperti Kyai Ingebai Suradi Raya kepala daerah Mendawai, Kyai Ingebai Sudi Ratu kepala daerah Sampit, Raden Jaya kepala daerah Pembuang dan kerajaan Kotawaringin dengan rajanya yang bergelar Ratu Kota Ringin.
Bahwa Penciptaan Jagat Raya adalah awal serta asal usul dari Karya RANYING HATALLA (Tuhan Yang Maha Esa) yang berkenaan dengan penciptaan manusia, Disebutkan, nenek moyang berasal dari “alam atas” diturunkan ke bumi. Negeri asal dari alam atas (langit) bernama Lewu Nindan Tarung, sedangkan tempat mula pertama di bumi disebut bernama Lewu Pantai Danum Kalunen.
Tersebutlah pasangan suami-isteri (pasutri) Manyamei Tunggal Garing Janjahunan Laut – Kameloh Putak Bulau Janjulen Karangan (untuk selanjutnya nama pasutri itu disingkat dan disebut : sang suami Manyamei dan istri disebut Kameloh atau Putir / Putri saja. Demikianlah pasutri Manyamei dan Putir/Kameloh berputra laki-laki semua kembar tiga, yang tertua bernama Maharaja Sangiang„ yang tengah bernama Maharaja Sangen dan yang bungsu bernama Maharaja Bunu (mengenai nama tiga kembar itu, pihak Majelis Agama Kaharingan, tidak menggunakan Maharaja, tapi Raja Sangiang, Raja Sangen dan Raja Bunu).
Nenek Moyang. Arkian tersebutlah Maharaja (Raja) Bunu atas ketentuan Ranying Hatalla diturunkan ke bumi (dunia) menjadi nenek moyang manusia (manusia Dayak Kalimantan Tengah). Di Bumi dipilih untuk tempat tinggal Maharaja (Raja) Bunu yakni Bukit Samatuan, dari situlah keturunannya menyebar mengisi muka bumi. Maharaja Bunu yang diturunkan ke bumi itu memakai kendaraan angkasa yang disebut dengan nama Palangka Bulau Lambayung Nyahu, nelun bulau namburak ije sambang garantung, secara singkat disebut Palangka Bulau saja.
Palangka Bulau dilengkapi dengan muatan bekal baik sarana dan segala keperluan hidup seperti semua perkakas/peralatan bercocok tanam, berburu, perkakas/ peralatan membuat senjata, bibit padi disebut parei-behas, behas parei nyangen tingang pulut lumpung penyang, bibit buah-buahan/tetumbuhan, bibit ternak/satwa.
Parei Behas (Padi Beras) yang merupakan bahan makanan pokok (nasi) sekaligus menjadi tambahan darah daging yang menghidupkan, dan beras (behas) juga dapat digunakan sebagai sarana secara ritual komunikasi (behas tawur).



1.               Palangka Bulau Palangka,
dalam konteks kendaraan angkasa yang memang atas perintah Ranying Hatalla digunakan untuk “mengantar” Maharaja Bunu ke bumi adalah wahana besar (kendaraan besar), oleh Hardeland dikatakan : “Palangka, ein Gestell, fast in der Form einer Bestell, …ein Gestell vorn in einem Boote …. “ (Dr Aug. Hardeland : Dajack-Deutaches Worterbuch – 1859 halaman 401). Sebagai wahana angkasa, maka berarti juga Palangka adalah wadah atau tempat, dan itu berarti adalah kata benda yang berdiri sendiri.

2.               Bulau,
Artinya emas. Dalam Bahasa Dayak Ngaju, emas, intan dan perak adalah logam mulia menjadi harta kekayaan yang tertinggi nilai nya yang disebut panatau panuhan, sedangkan emas, intan dan perak disebut singkat bulau salaka, artinya logam mulia yang sangat berharga yang tinggi nilainya. Dalam konteks religi Suku Dayak Ngaju, sorga-loka atau sorgawi tempat tinggal terakhir kediaman manusia bersama Ranying Hatalla yang sangat suci, mulia dan besar. Oleh Hanteran digambarkan negeri sorgawi itu sebagai : habusung Intan, habaras Bulau, hakarangan Lamiang, maksudnya bahwa indahnya sorga itu tiada taranya, adanya kehidupan yang suci dan mulia di bawah naungan Ranying Hatalla (Tuhan Yang Maha Suci, Maha-esa dan Maha-kuasa, penuh kedamaian dan penuh Ke Agungan. Keadaan dan suasana surgawi yang demikian disingkat dan disimpulkan sebagai hal RAYA, sebagaimana disebut oleh Hanteran.
Perkataan (entri) RAYA pada Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju – Indonesia disebutkan artinya : besar sekali, akbar (lihat Albert A.Bingan – Offeny A. Ibrahim: Kamus Dwibahasa Dayak Ngaju – Indonesia, cetakan ke-2 halaman 260).

3.                Palangka Bulau
Pembentukan Provinsi Kalimantan Tengah, Panitia Mencari Tempat dan Pemberian Nama Ibukota dan arahan pemikiran Gubernur Pembentuk Provinsi Kalimantan Tengah RTA Milono yang menetapkan nama PALANGKA RAYA bagi Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah. Penulisannya terpisah, bukan digabungkan (bukan ditulis serangkai). Dan Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah Palangka Raya dicantumkan pada pasal 2 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 1958 tentang penetapan UUDrt Nomor 10 Tahun 1957. Memang pada ayat (1) pasal 2 UU No. 21 Tahun 1958 tertulis Palangkaraya, itu merupakan suatu friksi diuraikan kemudian di bawah nanti. Dan dari semula penulisan nama Ibukota Kalimantan Tengah Palangka Raya, adalah ditulis terpisah, jadi bukan ditulis serangkai.


Rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak, dimana sungai merupakan jalur transportasi utama bagi suku Dayak untuk melakukan berbagai mobilitas kehidupan sehari-hari seperti pergi bekerja ke ladang dimana ladang suku Dayak biasanya jauh dari pemukiman penduduk, atau melakukan aktifitas perdagangan (jaman dulu suku Dayak biasanya berdagang dengan menggunakan system barter yaitu dengan saling menukarkan hasil ladang, kebun maupun ternak).
Bentuk dan besar rumah Betang ini bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter. Umumnya rumah Betang di bangun dalam bentuk panggung dengan ketinggian tiga sampai lima meter dari tanah. Tingginya bangunan rumah Betang ini saya perkirakan untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu sungai di Kalimantan. Beberapa unit pemukiman bisa memiliki rumah Betang lebih dari satu buah tergantung dari besarnya rumah tangga anggota komunitas hunian tersebut. Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang di sekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut, di samping itu pada umumnya suku Dayak juga memiliki rumah-rumah tunggal yang dibangun sementara waktu untuk melakukan aktivitas perladangan, hal ini disebabkan karena jauhnya jarak antara ladang dengan tempat pemukiman penduduk.
Lebih dari bangunan untuk tempat tinggal suku dayak, sebenarnya rumah Betang adalah jantung dari struktur sosial kehidupan orang Dayak. Budaya Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak. Di dalam rumah Betang ini setiap kehidupan individu dalam rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat. Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang. Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan (komunalisme) di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki. Dari sini kita mengetahui bahwa suku Dayak adalah suku yang menghargai suatu perbedaan. Suku Dayak menghargai perbedaan etnik, agama ataupun latar belakang sosial. Tetapi pada masa sekarang pun banyak orang luar (bahkan orang Indonesia sendiri) beranggapan bahwa suku Dayak adalah suku yang tertutup, individual, kasar dan biadab. Sebenarnya hal ini merupakan suatu kebohongan besar yang diciptakan oleh para colonial Belanda waktu masa perjuangan kemerdekaan Indonesia untuk memecah belah persatuan dan kesatuan terutama di antara suku Dayak sendiri yang pada saat itu menjunjung tinggi budaya rumah Betang.
Rumah betang mempunyai ciri-ciri yaitu; bentuk Panggung, memanjang. Pada suku Dayak tertentu, pembuatan rumah panjang bagian hulunya haruslah searah dengan Matahari terbit dan sebelah hilirnya ke arah Matahari terbenam, sebagai simbol kerja-keras untuk bertahan hidup mulai dari Matahari tumbuh dan pulang ke rumah di Matahari padam.
Di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, rumah betang sudah tidak ada yang asli lagi, yang ada adalah yang sudah dibangun ulang. Di bagian paling hulu, rumah betang yang dibangun kembali ada di Desa Tumbang Bukoi, Kecamatan Mandau Talawang. Di bagian hilir, rumah betang yang dibangun kembali ada di Desa Sei Pasah, Kecamatan Kapuas Hilir. Bangunan ini dibangun tidak jauh dari rumah betang asli yang sudah runtuh, tapi masih ada sisa-sisa tiangnya.
Di Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah ada rumah betang asli yang dibangun sejak tahun 1870. Letaknya di Desa Buntoi, Kecamatan Kahayan Hilir. Rumah ini menghadap Sungai Kahayan dan memiliki pelabuhan yang siap menyambut kedatangan wisatawan melalui sungai.
Adapun macam-macam senjata tradisional masyarakat dayak, yaitu :


 
Sumpit dan anak sumpit
Bagian pangkal sumpit biasanya lebih besar dan pada bagian inilah anak sumpit dimasukkan lalu ditiup. Antara Buluh sumpit dan anak sumpit memiliki ketergantungan yang tinggi (saling mendukung). Walaupun buluhnya bagus tetapi anak sumpit dibuat sembarangan maka hasilnya juga kurang memuaskan serta sebaliknya. Artinya kedua saling beperan penting dalam ketepatan mengenai sasaran/mangsa walaupun juga napas penyumpit serta kemahiran juga sangat berperan penting disini. Untuk mencapai sasaran yang tepat dan kuat bernapas, panjang sumpit harus sesuai dengan tinggi badan orang yang menggunakannya, Bagian yang paling penting dari sumpitan, selain batang sumpit, yaitu pelurunya atau anak sumpitnya yang disebut damek. Ujung anak sumpit runcing, sedang bagian pangkal belakang ada semacam gabus dan sejenis dahan pohon agar anak sumpit melayang saat menuju sasaran. Racun damek oleh etnis Dayak Lundayeh disebut parir. Racun yang sangat mematikan ini merupakan campuran dari berbagai getah pohon, ramuan tumbuhan serta bisa binatang seperti ular dan kalajengking.



2.   Suling balawung
suling balawung merupakan pembuktian bahwa apresiasi kedudukan wanita dalam masyarakat dayak bukan lah hanya isapan jempol semata ini di butikan dengan penghargaan tertinggi terhadap peran kaum wanita dayak turut di berikan dalam aspek apresiasi bermusik yang
menciptakan suling balawung sebagai bentuk suling khusus bagi perempuan dayak.
3.   Karungut
menurut kepercayaan suku dayak di kalimantan tengah , pada jaman dahulu manusia di turunkan dari langit bersamaan palangka bulau ( tetek tatum ). pada waktu berada di bumi paangka bulau adalah alat untuk menurunkan manusia dari langit ke bumi oleh ranying hatalla langit atau dewa para petinggi suku dayak . maka , dari itulah mulai adanya alunan suara atau tembang-tembang. maka sejak itulah karungut muncul.bahasa yang digunakan dalam karungut adalah bahasa sangiang atau sejenis bahasa dayak ngaju. yang sangat tinggi sastra nya di gunakan dalam upacara adat dan berkomunikasi dengan roh halus. dalam kehidupan masyarakat dayak dalam melasanakan upacara khususnya upacara adat, keagamaan, perkawinan, dan syukuran selalu di warnai dengan kegiatan kesenian seperti tari manasai karungut, karunya, tandak mandau dan deder.

Seni musik di Kalimantan Tengah :

1.     Mansana Kayau
Mansana Kayau ialah kisah kepahlawanan yang dilagukan kembali. Biasanya dinyanyikan bersahut – sahutan dua sampai empat orang baik perempuan maupun laki – laki
2.      Mansana Kayau Pulang
Mansana Kayau Pulang ialah kisah yang dinyanyikan paa waktu malam sebelum tidur oleh para orang tua kepada anak dan cucunya dengan aksud membakar semangat anak turunannya untuk membalas dendam kepada Tambun Baputi yang telah membunuh nenek moyang mereka.
3.     Karungut
Karungut adalah semacam sastra lisan nusantara untuk Kalimantan Tengah, atau sama dengan Madihin kalau di Kalimantan Selatan, dan kalau di Jawa Tengah disebut mocopat.
Karungut juga bias disebut sebagai pantun yang dilagukan. Dalam berbagai acara, karungut sering dilantunkan, misalnya pada acara penyambutan tamu yang dihormati. Salah satu ekspresi kegembiraan dan rasa bahagia diungkapkan dalam bentuk karungut. Terkadang ditemukan perulangan kata pada akhir kalimat.
Untuk mengamati cara tutur orang Dayak dalam mengekspresikan perasaan mereka, maka terjemahan kedalam bahasa Indonesia dibuat sebagaimana adanya kata per kata.
Karungut tersebut dipakai sebagai alat oleh ibu-ibu untuk menidurkan anak-anaknya dengan cara bernyanyi dan bersenandung.
Kesenian Karungut juga digunakan untuk hajatan misalnya untuk upacara perkawinan, khitanan, upacara pemakaman, penyambutan tamu, hari ulang tahun, ulang tahun kantor, bahkan sekarang digunakan kampanye pilkada.
Jumlah kelompok Karungut di Palangkaraya cukup besar yaitu ada 62 kelompok, oLeh karena itu kelompok tersebut mempunyai potensi besar dalam menyampaikan pesan-pesan informasi publik, pesan-pesan yang disampaikan paling banyak pesan moral.
Mengingat potensi Karungut penting sebagai media informasi publik, perlu perhatian pemerintah pusat maupun daerah untuk pengembangan, dan perlu dijalin hubungan yang baik antara seniman-seniman Karungut dengan para pengusaha setempat untuk kerjasama promosi.
4.     Mohing Asang
Mohing Asang ialah nyanyian perang. Bila Pangkalima tlah membunyikan Selentak tujuh kali kemudian terdengar nyanyian mohing Asang, itu berarti suatu perintah untuk maju.
Salah satu Mohing Asang yang merupakan komando pangkalima perang yang menggunakan bahasa Ot Danom dengan dialek Siang Murung.
5.     Ngendau
Ngendau ialah senda gurau yang dilagukan. Biasanya dilakukan oleh para remaja laki – laki ataupun perempuan dan bersahut – sahutan.
6.      Kalalai-lalai
Kalalai – lalai ialah nyanyian yang disertai tari – tarian Suku Dayak Mama di daerah Kotawaringin
7.      Natum
Natum adalah kisah sejarah masa lalu yang dilagukan
8.     Natum pangpangal
Natum Pangpangal adalah ratap tangis kesedihan pada saat terjadi kematian anggota keluarga yang dilagukan.
9.     Dodoi
Dodoi adalah nyanyian ketika sedang berkayuh diperahu atau dirakit.
10.                        Marung
Marung adalah nyanyian pada saat upacara atau pesta besar dan meriah pada budaya Kalimantan Tengah ini
11.                        Dondong
Dondong adalah nyanyian pada saat menanam padi dan memotong padi di desa.
12.                        Ngandan
Ngandan ialah nyanyian yang dinyanyikan oleh pada lanjut usia yang ditunjukan kepada generasi muda sebagai pujian, sanjungan dan kasih saying yang diberikan kepada mereka.
Menurut pendapat saya tentang Dayakologi..!!
Dayak adalah kumpulan berbagai sub etnis yang dianggap sebagai penduduk asli yang mendiami Pulau Kalimantan, lebih tepat lagi adalah yang memiliki budaya sungai dimasa sekarang yaitu setelah berkembangnya agama Islam di Borneo, sebelumnya Budaya masyarakat Dayak adalah Budaya Maritim atau bahari. Hampir semua nama sebutan orang Dayak mempunyai arti sebagai sesuatu yang berhubungan dengan "perhuluan" atau sungai, terutama pada nama-nama rumpun dan nama kekeluargaannya. Dalam melangsungkan dan mempertahankan kehidupannya orang Dayak tidak dapat dipisahkan dengan hutan, atau dengan kata lain hutan yang berada di sekeliling mereka merupakan bagian dari kehidupannya dan dalam memenuhi kebutuhan hidup sangat tergantung dari hasil hutan. Kegiatan sosial ekonomi orang Dayak meliputi mengumpulkan hasil hutan, berburu, menangkap ikan, perkebunan rakyat seperti kopi, lada, karet, kelapa, buah-buah dan lain-lain, serta kegiatan berladang. Kecenderungan seperti itu bukan suatu kebetulan tetapi merupakan refleksi dari hubungan akrab yang telah berlangsung selama berabad-abad dengan hutan dan segala isinya.Hubungan antara orang Dayak dengan hutan merupakan hubungan timbal balik. Disatu pihak alam memberikan kemungkinan-kemungkinan bagi perkembangan budaya orang Dayak, dilain pihak orang Dayak senantiasa mengubah wajah hutan sesuai dengan pola budaya yang dianutnya.








Kamis, 27 Februari 2014

Filsafat Cinta

Suatu ketika semua sudah berbeda maka kamu akan menyadarinya. Jangan menyesal jika cinta itu telah pergi. Tanyakan pada dirimu mengapa pasanganmu sudah tidak peduli lagi denganmu, mengapa ia tak secerewet waktu dulu...??
Semua kesabaran ada batas nya. mungkin ia lelah dengan hatinya. ia rapuh tak mampu lagi bertahan. Jika suatu ketika kesempatan itu datang, mungkin dia tak akan memberikannya lagi. sebab dia tak ingin hati nya rapuh kembali untuk mengulang perasaan yang sama.
Melangkah kedepan jauh lebih baik daripada harus mundur kebelakang. karena sesungguhnya masa depan itu lebih indah dibandingkan masa lalu. Tak ada kata penyesalan jika semua nya sudah terjadi dan sadar akan kejadian itu. hidup ini bukan cerita piktif belaka.. ini kenyataan yang sesungguhnya. peran yang kita terima bukan hanya sekedar untuk mengisi alur pentas drama nya saja.
Hidup lebih baik jika tak ada masa lalu..!! Perjuangkan orang yang menemanimu mendaki, bukan orang yang menunggumu diatas puncak.

Selasa, 25 Februari 2014

Selembar Surat Untuk-MU

Ketika mata sudah tak lagi terlihat jelas, ketika tangan tak mampu lagi banyak bergerak, ketika telinga tak lagi terdengar baik, dan ketika tubuh sudah mulai renta disitulah kita mengerti apa arti kesehatan.  Apalah arti penyesalan jika penyakit sudah menghuni seluruh ruang yang ada ditubuh ini.Hanya kepada-NYA lah kita meminta mukjizat atas kesembuhan yang mungkin tak bisa disembuhkan lagi oleh siapapun dan oleh obat apapun. Bahagiakan lah detik-detik terakhir dikala nafas ini sudah mulai melemah. Kuatkan orang-orang yang berada disekitar ku dan buatlah mereka tersenyum dikala kepergianku. 
Memang sulit untuk melepas kepergian orang yang benar-benar terkasih. Namun semua titipan allah SWT. Allah lebih menyayangi umatnya daripada umatnya sendiri. dan oleh sebab itu semua kembali kepada sang penyayang.. Hanya mampu meninggalkan semua kenangan yang mungkin sebagian orang masih mengenangnya.  Saat-saat terakhir hanya berharap mampu membahagiakan semua keluarga dan teman. tak ingin meninggalkan sedikit luka ataw kesedihan yang mendalam. Selembar kertas berisi beribu kata untuk menutup semua kejanggalan dihati ini. Semoga indah pada waktunya. 
Think Again..!!

Senin, 24 Februari 2014

Kejamnya Dunia..

Terlihat mudah namun sulit.. terlihat dekat namun jauh.. terlihat aktif namun ternyata pasif..
Itulah hidup..!! Terasa ringan namun sebenarnya sangat berat. Tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. garis - garis kehidupan yang naik turun membuat grafik ogive kehidupan terasa suram. perjuangan tiap individu yang dilakukan tidak semua nya berjalan seperti yang diinginkan.
Kertas putih yang bersih jika sudah terkena setitik tintah akan terlihat buruk jika tidak kita sendiri yang melukis ny agar terlihat baik. jangan pernah mengganggap semua nya mudah jika satu kaki mu tak mampu melangkah melalui nya. dunia memang terlihat tenang dan damai.. namun akan terasa sangat kejam dengan isi nya. Banyak orang bilang dunia ini bulat sehingga rodanya terus berputar kadang di atas kadang dibawah. Namun pada kenyataan nya dunia ini seperti mempunyai sisi segiempat.  tidak berputar dan hanya tetap seperti itu. Yang dibawah selalu merasa dibawah.. begitu pula sebaliknya. Kejam ny kehidupan itu tergantung orang yang menjalani nya. jika mudah menyerah maka dunia akan terasa kejam karena tidak pernah mendapatkan apa yang diinginkan. Tapi,, jika semangat dan perjuangan tanpa henti.. maka kamu akan tahu bagaimana sebenarnya kehidupan dunia itu.. Dunia sangat adil dengan semua penghuni yang ada didalamnya.
Think Again..!!

Jalan Kemenangan..

Suatu masalah yang rumit akan membuatmu mengerti apa itu kedewasaan.. Jalan kecil yang sulit untuk dilewati pasti akan terlewati jika kamu berani memulai langkahmu untuk maju kedepan. Berdiri nya tongkat semangat jika perjuangan tersebut tanpa mengenal lelah. Satu langkah kedepan akan membuatmu maju daripada diam ditempat dan tak tau kemana harus memulai langkah tersebut.
Segala usaha yang dilakukan dari bawah akan menghasilkan sebuah kebanggaan. Proses yang dilakukan memang tak semudah pengucapan. Namun niat dan doa akan mengiringi kesulitan tersebut. Berusaha semaksimal mungkin belum tentu pula terkabulkan. namun jangan menyerah setelah apa yang dilakukan dan selangkah lagi tuhanmu akan mengabulkan segala nya.